watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cewek bispak smp

Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas
SMP. Di kelasku ada cewek namanya Susi, anak
ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya
orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi
karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu
yang membuat dia banyak dikerubutin teman2
cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak
cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma
Susi, namanya Rudi. Setiap kali aq melihat Rudi
mendekati Susi maka tangannya gk jauh2 dari
meraba pantat atau toked Susi.
Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Susi
yang duduk sendirian karena teman satu
mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke
tempat Rudi yang memang duduk sendirian
dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan
dengan mejaku.
Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si
Rudi ngucek2 payudaranya si Susi. Tapi saat aq
ngelirik, aq kaget setengah mati. tongkol si Rudi
udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2
ma Susi! Rudi menyeringai bangga melihat ke
arahku. Sementara Susi hanya tersenyum2 genit
aja melihat aq yang terpelongo.
Sambil menikmati kocokan Susi tangan kiri Rudi
asik meremas2 payudara kanan Susi, untuk
menutupi pandangan guru dari depan Rudi
sengaja menaruh buku bacaan kesenian di
depan Susi dengan cara di dirikan jadi seolah2
mereka berdua sedang membaca buku itu.
Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi
menyembur keluar, Susi kemudian mengelap
tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana
Rudi. Meilhat itu aq juga jadi kepingin. Aq segera
memberi kode sama Rudi untuk gantian,
kamipun berganti posisi.
“Si, aq juga donk..” pintaku setelah duduk di
sampingnya,
“Paan?” tanyanya pura2 gk tau. “Kocokin tongkol
aq” ujarku, Susi mencibir kearahku, “Gak mau”
tolaknya. bangs*tnya ni pikirku, gk tau orang
dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si
Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga
ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti
mintak bagian juga tuh.
Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil
melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting
celanaku, tapi susah juga ngeluarin si tongkol
yang udah jegang dari tadi dalam posisi duduk
gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan
ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh
tongkolku mengeluarkannya, begitu tongkolku
keluar dari celana langsung keraih tangan kanan
Susi, ku arahkan ke batang tongkolku.
“kocokla cepat..” bisikku, tangan Susi yang
lembut dan halus kemudian memegang batang
tongkolku dan mulai mengocok2nya membuat
aq tertunduk keenakan.
“enak ya..?” bisik Susi, “anjeng, enak kali” balasku
berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras
saat kulit tangan Susi yang lembut menggesek2
kepala tongkolku.
Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg
tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Susi,
teman semejaku berkali2 memberi kode mintak
giliran yang dibalas dengan Susi leletan lidahnya.
Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan
sengaja meremas2 payudara Susi sambil melirik
mengejek ke temanku itu.
Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya
muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara,
sebisa mungkin aq menahan untuk tidak
mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua
tanganku menahankan rasa nikmat di tongkolku.
Susi mengangkat tangannya menunjukkan jari2
tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya
menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti
tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.
Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Susi
permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut
permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku
sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.
Tapi ko lama kali ya..?? “jangan2 mereka maen di
wc” terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan.
Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit
lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu
tersenyum bahagia. Sementara Susi kembali ke
bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.
Langsung kucecar teman ku dengan
pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita
begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Susi.
Sambil berciuman temanku meremas2 payudara
Susi lalu dia meminta Susi untuk menghisap
tongkolnya, Susi ok-ok aja menghisap tongkol
temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas
jam pelajaran masih berlangsung memang
tergolong sepi kuadrat.
Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok
dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok
itupun mintak bagian. Terpaksa Susi ngelayani
dua tongkol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk
ada yang datang, beberapa menit kemudian
datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat
Susi yang lagi jongkok sambil ngisapin tongkol
kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak
disepong juga.
Setelah semua ngecrot baru Susi dan teman aq
itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar
cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong
4 batang sekaligus...
Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Susi
tergabung dalam satu tugas kelompok yg
diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain
kami bertiga ada empat orang lagi, dua
perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami
bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas
kelompok tersebut pada hari minggu di rumah
Susi.
Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan
kami berkumpul di rumah Susi, kami
mengerjakan tugas itu di ruang tamunya.
Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek
lain juga karena orang tua Susi masih berada di
rumah.
Suasana mulai berubah saat orang tua Susi
keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan,
tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Susi
membuat Susi sibuk menepis tangan jahil Rudi.
Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok
lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan
gairah.
“Sil udah pernah liat tongkol gk?” tanya Rudi ma
Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok
kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia
yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah
padam mukanya, mulutnya langsung
melancarkan cacian sama Rudi membuat kami
tertawa2.
“gitu aja marah, Sil, Susi aja tenang2 aja klo liat
tongkol, ya kan Si” Amir ikut2 nimbrung sambil
ngelirik genit sama Susi, Susi hanya mencibir
menanggapi godaan Amir.
“ngomong2 tongkol kelen, macam yg besar aja
tongkol kelen” Wita kali ini yang angkat bicara,
nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
“eh, mo liat ko tongkol aq...?” tanyak Rudi
semangat sambil berdiri memamerkan
celananya yang menggembung di bagian
selangkangan. Tingkahnya membuat para
cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Susi yang
tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju
selangkangan Rudi membuat dia terpekik
kesakitan yang disambut gelak tawa kami
semua.
Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di
rumah Susi, akhirnya kami memutuskan
melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu
Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan
diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi
tetap tinggal. Aq sudah menebak apa yang ada
dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat
meninggalkan rumah Susi, Rudi langsung
melancarkan serangan2nnya.
Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya
udah bergumul saling peluk dan cium
mengabaikan aq yang terbengong2 melihat
aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan
Rudi meremas2 payudara Susi sementara
tangan Susi meraba2 selangkangan Rudi. Gk
mau ketinggalan aq langsung duduk disamping
kiri Susi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya.
Susi melepaskan ciumannya dari Rudi gantian
menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh
nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Susi
meremas selangkanganku sementara disamping
kanan Susi Rudi memelorotkan celananya
sekaligus celana dalamnya hingga tongkolnya
yang tegang terlihat menjulang.
Rudi segera meraih tangan Susi dan
mengarahkannya ke tongkolnya, Susi
melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke
arah tongkol Rudi kemudian mulai
mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi
kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga
tongkolku dengan leluasa tegak dengan gagah.
Aq berdiri disamping Susi sambil meraih kepala
Susi dan menariknya ke arah tongkolku,
mengerti kemauanku Susi langsung membuka
mulutnya lebar2 membiarkan batang tongkolku
masuk ke dalam mulutnya, begitu tongkolku
masuk langsung dia menghisapnya membuat
aq mendesis keenakan.
“tongkol! Kau pulak yang duluan di sepong!”
maki Rudi, “salah sendiri lah” jawabku penuh
kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2
sedang mengent*ti mulut Susi sambil
mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara
Susi makin aktip menghisap2 tongkolku.
Panas melihat aq yang disepong Susi, tangan
Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Susi ke
atas hingga pahanya yang mulus terbuka
sampai terlihat pangkal paha Susi yang terbalut
celana dalam warna pink.
Rudi menggesek2kan telunjuknya ke
selangkangan Susi membuat Susi mengeluarkan
suara2 mengeram sambil terus menghisap2
tongkolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh
rembesan cairan vaginanya.
“Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek
kau” kata Rudi sambil tangannya berusaha
memelorotkan celana dalam Susi, Susi agak
menaikkan pantatnya agar celana dalamnya
dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.
Mataku tak lepas memandang pepek Susi yang
ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Susi
terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah
pepek Susi membuat Susi mendengus2
merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2
merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.
Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan
tongkolku di dalam mulut Susi, berkali2 Susi
mengeluarkan suara tersedak dan berusaha
melepaskan tongkolku dari dalam mulutnya tapi
karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah
makin kasar menggoyang2kan pinggulku
mengent*ti mulut Susi sambil tanganku
memegang kepala Susi menghindari dia
melepaskan tongkolku. Susi udah gk lagi
menghisap tongkolku hanya membiarkan saja
tongkolku memenuhi rongga mulutnya bergerak
leluasa.
“ayo tin terus” ujar Rudi sambil memberi
semangat sambil tangannya juga dengan cepat
menggesek2 pepek Susi membuat Susi makin
keras mengerang2.
“aq mo keluaaarrrr...” jeritku, dengan susah
payah Susi menjauhkan kepalanya dari
tongkolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan
tongkolku dari dalam mulutnya, maniku
muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada
tara.
Susi memiawik kecil saat maniku menyembur ke
wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan
ujung tongkolku ke wajahnya hingga maniku
muncrat di wajah Susi. Maniku yang kental dan
berwarna putih itu menempel disekitar wajah
Susi.
“martin jahat, maninya ditembakkan ke muka
Susi” rungut Susi manja, dengan perasaan lelah
aq duduk disamping Susi melihat dengan takjub
maniku meleleh di sekitar wajah Susi sebagian
menetes ke baju kaosnya.
“memang ni, gk usah kasih lagi Si” Rudi
ngompor2in, pasti udah mupeng dia. “dah buka
aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu”
ujar Rudi, “alah pengen aja bilang” cibir Susi tapi
dia mau juga membuka bajunya.
Kini udah benar2 bugil , tongkolku yang semula
layu mulai bangkit kembali melihat tubuh
telanjang Susi, “kelen juga la buka baju masak aq
aja” ujar Susi, tanpa diminta dua kali Rudi segera
menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.
Kini kami bertiga udah bugi, aq dan Rudi segera
mencaplok masing2 payudara Susi yang cukup
besar itu membuat Susi tertawa geli menerima
rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq
menghisap pentil perempuan.
Rudi kemudian merebahkan tubuh Susi di sofa
dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga
wajahnya tepat di depan tongkolku yang mulai
tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi
mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Susi,
tongkolnya yang tegang tepat berada di celah
pepek Susi.
“ko mo ngent*ti dia??” tanyaku terheran2,
“memang kenapa?” tanya Rudi, sementara Susi
memandangku dengan ekspresi heran, “nanti dia
gk perawan lagi” ujarku lugu. Mereka berdua
tertawa geli mendengar ucapanku.
“Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh
ngent*ti Susi” ujar Susi sambil menggesek2kan
pipinya di batang tongkolku. Sementara Rudi
kembali melanjutkan maksudnya mengent*ti
Susi.
Terdengar pekik Susi saat batang tongkol Rudi
menerobos masuk kedalam pepeknya, entah
karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi
dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan
batang tongkolnya di dalam pepek Susi
membuat Susi makin memiawik2 menahankan
serangan2 Rudi.
“enak kali pepek kauuu siii....”ceracau Rudi
meningkahi pekikan Susi, sementara aq hanya
bisa diam aja menonton mereka berdua ngent*t
dengan liarnya. tongkolku sekarang udah benar2
ngaceng lagi.
Tubuh Susi terguncang2 seiring hunjaman
tongkol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang
bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas
meremas2nya.
“Ahhh.....uunnnngghhhh.... pelaaaaaannnn...
pelaaaaannnn diiiiiiiiii....”pekik Susi, tapi Rudi
nggak merubah tempo genjotannya malah
makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh
mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
“ungh...ungh...”dengus Rudi, yang dibalas
dengan pekikkan terputus2 Susi. Entah berapa
lama tiba2 Rudi mencabut tongkolnya dari dalam
pepek Susi dan mengocok2kan batang
tongkolnya di depan perut Susi. Gk berapa lama
tongkolnya memuntahkan mani yang cukup
banyak. Maninya muncrat diperut bahkan
sampai ke payudara Susi.
“aduh enak kali..” desis Rudi, sementara Susi
memejamkan matanya dengan dadanya yang
turun naik seolah2 baru saja berlari jauh.
Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh
keringatnya.
Begitu Rudi bangkit dari tubuh Susi, aq segera
menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar
menusukkan batang tongkolku ke celah pepek
Susi tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh
Susi.
Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini
memang pertama kalinya aq mengent*t dengan
perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil
memegang batang tongkolku dia mengarahkan
arah tusukanku, “dibawah sini” bisiknya masih
dengan nafas yang tersengal2.
Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang
membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq
terpejam nikmat merasakan pertama kali
tongkolku masuk ke lobang pepek perempuan,
aq berusaha mengocokkan batang tongkolku di
pepeknya tapi berkali2 tongkolku keluar lagi dari
pepek Susi. Melihat itu Rudi jadi tertawa2,
“jangan panjang2 ko nareknya bodoh” ujar Rudi.
“baru pertama ya tin?” Susi ikut2an bersuara
membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya
terbiasa juga aq menyodok2kan tongkolku di
dalam pepek Susi. Beda dengan Rudi dengan ku
Susi hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil
aja.
Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini
sensasi pertama ku mengent*ti cewek, gk lama
kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin
mempercepat goyanganku, berkali2 tongkolku
keluar dari pepek Susi tapi dengan cepat ku
masukkan lagi dan ku kocok lagi.
“Tin klo mo nembak jangan di dalam” ujar Rudi
mengingatkan, tubuh Susi sendiri terlihat makin
kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada
tara tongkolku untuk kedua kalinya
mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam
pepek Susi, tubuh ku mengejang2 kaku
mendapatkan orgasme kedua ku. Susi langsung
terpekik kaget menyadari aq menembak di
dalam vaginanya.
“wei tongkol, jangan ko tembak didalamnya!”
maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan
gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn
dalam2 batang tongkolku di dalam pepek Susi
sementara tubuh Susi yang terhimpit tubuhku
ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan
kanan, kurasakan daging otot pepek Susi
mencengkram erat batang tongkolku.
Ku rasa pepek Susi makin penuh dan sempit,
oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi
otot pepeknya.
Lima menit kemudian kami uda berpakaian
kembali, sementara Susi ke kamar mandi. Baru
kemudian kami berpamitan pulang. Selama
sebulan aq cemas2 Susi akan hamil, apalagi tiap
hari Rudi menakut2iku kalo Susi hamil dan
mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata
apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.


Adult | GO HOME | Exit
1/1210
U-ON

inc Powered by Xtgem.com